Saat nama https://portaltogel2win.com/ Asia belum begitu diperhitungkan di kancah sepak bola dunia, Son Heung-min datang seperti badai. Bermain di salah satu liga paling keras di dunia, Premier League, Son bukan cuma bertahan—tapi berjaya. Ia kini menjadi ikon global, dan kisahnya bikin banyak orang kagum.
Awal Karier: Tinggalkan Rumah Demi Sepak Bola
Son lahir di Korea Selatan dari keluarga yang sangat mencintai sepak bola. Ayahnya, mantan pemain, melatihnya dengan keras sejak kecil. Bahkan Son gak segan latihan berjam-jam hanya untuk menyempurnakan satu teknik tendangan.
Di usia 16 tahun, ia tinggalkan Korea dan hijrah ke Jerman demi mengejar mimpi. Di usia remaja, ia harus hidup sendiri, belajar budaya baru, dan bertarung untuk tempat di tim utama—sesuatu yang gak mudah untuk anak Asia di Eropa.
Mencuri Perhatian di Bundesliga, Meledak di Inggris
Setelah tampil memukau bersama Hamburg dan kemudian Bayer Leverkusen, Tottenham Hotspur tertarik memboyongnya. Banyak yang ragu—apa bisa pemain Asia bersinar di Premier League?
Jawabannya: bisa, dan bahkan lebih.
Son menjelma jadi mesin gol Tottenham, dengan kecepatan luar biasa, dua kaki yang sama kuat, dan finishing mematikan. Ia mencetak:
-
Over 150 gol untuk Spurs
-
Dinobatkan sebagai Top Skorer Premier League 2021/22 bersama Mo Salah
-
Menjadi kapten tim dan ikon klub
-
Terpilih sebagai Atlet Asia Terbaik berkali-kali
Kapten Korea Selatan & Simbol Harapan Bangsa
Di level internasional, Son adalah pahlawan nasional. Ia membawa Korea Selatan lolos ke Piala Dunia dan tampil luar biasa. Bahkan saat bermain dengan wajah patah dan topeng pelindung, ia tetap jadi andalan.
Di dalam dan luar lapangan, Son dikenal rendah hati, selalu senyum, dan penuh semangat. Ia juga aktif dalam kegiatan sosial dan sering menyumbang secara diam-diam.
Membuka Jalan Pemain Asia di Eropa
Berkat Son, pandangan terhadap pemain Asia berubah. Klub-klub Eropa kini lebih terbuka dan percaya. Banyak talenta muda dari Asia mulai bermunculan dan berani bermimpi.
Komentar
Posting Komentar